Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan.
Mirip dengan tenis, bulu tangkis bertujuan memukul bola permainan ("kok" atau "shuttlecock") melewati jaring agar jatuh di bidang permainan lawan yang sudah ditentukan dan berusaha mencegah lawan melakukan hal yang sama.
Permainan Battledore and Shuttlecock pada tahun1854
Olah raga yang dimainkan dengan kokdan raket, kemungkinan berkembang diMesir kuno sekitar 2000 tahun lalu tetapi juga disebut-sebut di India danRepublik Rakyat Tiongkok.
Nenek moyang terdirinya diperkirakan ialah sebuah permainan Tionghoa,Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alih-alih, objeknya dimanipulasi dengan kaki. Objek/misi permainan ini adalah untuk menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.
Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebutBattledores dan Shuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan memakai dayung/tongkat (Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk menjadi nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk ini.
Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat Tiongkok, dan Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka.
Olah raga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19saat mereka menambahkan jaring dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona pada masa itu.
Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul "Badminton Battledore - a new game" ("Battledore bulu tangkis - sebuah permainan baru"). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan diGedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort's diGloucestershire, Inggris.
Bulu tangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di wilayahAsia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia.
Membangun Budaya Literasi Di Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat | 4480 views
| |
Pendidikan yang berkualitas menjadi kebutuhan penting di era persaingan global yang kian kompetitif. Para pengambil kebijakan di tingkat pusat pastinya sudah menyadari akan hal tersebut. Untuk menjadikan dunia pendidikan berkualitas, tentu sangat banyak faktor yang berkaitan dan saling mempengaruhi. Salah satu upaya pemerintah menjadikan pendidikan berkualitas adalah melalui meningkatkan budaya literasi (membaca dan menulis).
Pemerintah melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 telah menyadari pentingnya penumbuhan karakter peserta didik melalui kebijakan membaca selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Namun untuk menyukseskan rencana besar ini, tidak bisa instant dan bersifat temporary. Yang akan dibangun itu adalah kebiasaan, maka dibutuhkan suatu pembiasaan yang harus terus menerus dilakukan sejak usia dini dan untuk itu konsistensi sangat diperlukan.
Semua elemen bangsa ini harus menyadari bahwa budaya baca-tulis bangsa kita saat ini sangat rendah. Sejak era kecanggihan teknologi saat ini, maka hal yang menjadi daya tarik bagi anak-anak kita bukanlah lagi buku, namun gawai, dan televisi. Coba saja lihat di rumah kita dan lingkungan sekitar. Anak-anak merunduk bermain game atau aktif di dunia medsos melalui gawainya .
Sudah jarang sekali membaca buku-buku baik pelajaran, komik, buku pengetahuan umum atau jenis buku apa pun. Saya masih ingat kenangan masa kecil, dimana bahan bacaan untuk anak ketika itu cukup mudah dijumpai dan marak, meski didominasi dari bahan bacaan impor. Namun setidaknya cukup mendorong minat baca pada anak anak ketika itu.
Untuk menumbuhkan budaya membaca di masyarakat, kita bisa meniru negara Vietnam. negara ini pernah mengalami konflik perang saudara berkepanjangan, dan saat ini sudah lebih dulu menyadari pentingnya mereformasi dunia pendidikannya melalui membaca. Melalui metode gerakan masyarakat mengumpulkan donasi dan buku, serta menyebarkan melalui pendirian perpustakaan di seluruh pelosok negara tersebut.
Dan kita bisa melihat hasilnya saat ini yaitu kemajuan negara Vietnam yang cukup pesat di Asia Tenggara. Indonesia tidak boleh kalah dalam hal ini, karena mengingat sumberdaya manusia Indonesia sangat berpotensi menjadi yang terdepan tidak hanya di kawasan Asia Tenggara, namun di lingkup Asia bahkan Dunia. Untuk itu, gerakan literasi yang sekarang ini marak, tidak hanya dibebankan tanggung jawabnya kepada pemerintah semata. Karena untuk membangun suatu kebiasaan justru dimulai dari unit terkecil di masyarakat yaitu keluarga. Saya belum memiliki data ilmiah tentang upaya penumbuhan budaya membaca di keluarga, tapi saya meyakini bahwa keluarga di Indonesia (baik di perkotaan, apalagi di pedesaan), masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya budaya membaca apabila dilihat dari indikator persentase pengeluaran keluarga untuk membeli buku. Dari indeks membaca, rata-rata penduduk Indonesia hanya membaca 4 judul buku setahun dan masih jauh dari standar UNESCO yaitu 7 judul buku dalam setahun. Indonesia masih memiliki peringkat yang rendah dalam indeks membaca. Dari 65 negara Indonesia berada pada peringkat 60 dan masih di bawah Malaysia. Berdasarkan data tersebut, sudah bisa terlihat bahwa Indonesia masih jauh ketinggalan dari negaranegara lain, bahkan dari Malaysia yang konon puluhan tahun lalu, banyak mengimpor guru dari Indonesia, dan berguru pada bangsa kita, namun mengapa sekarang Indonesia ketinggalan? Miris.
Selain di keluarga, membangun budaya membaca harus dimulai dari Sekolah. Mengapa Sekolah? Karena sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan yang berperan sangat penting bagi pengembangan potensi sumber daya manusia. Namun harus kita akui secara jujur, bahwa secara umum kegiatan intelektual membaca dan menulis belum menjadi tradisi di sekolah. Bahkan di lingkungan sekolah yang notabene merupakan sebuah komunitas akademik, kegiatan membaca dan menulis di kalangan guru maupun siswa masih rendah.
Mungkin tradisi membaca dan menulis masih agak lumayan muncul di kalangan perguruan tinggi. Padahal sejak jaman Belanda, tradisi intelektual ini sudah dimunculkan sejak tingkat sekolah. Siswa AMS (sekolah Belanda) diwajibkan harus membaca 25 judul buku sebelum mereka lulus. Dengan kebijakan seperti itu kita bisa melihat hasilnya yaitu tradisi intelektual yang kuat dari para tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan yang mencicipi sistem persekolahan Belanda tersebut.
Saat ini tradisi membaca dan menulis harus terus dikembangkan mengingat bahwa melalui membaca, maka kemajuan pendidikan akan lebih pesat. Kemudian melalui kegiatan menulis, ide, gagasan, serta ilmu pengetahuan akan terus berkembang. Melalui tulisan ide dan gagasan, akan lebih dikenang sepanjang masa dibandingkan hanya terucapkan secara lisan yang mudah hilang selepas gagasan tersebut dilontarkan.
Kebiasaan membaca dan menulis harus terus ditumbuhkan di sekolah-sekolah sebagai dunia akademik, mengingat saat ini pemerintah telah mengeluarkan peraturan bahwa guru yang akan naik pangkat dituntut harus menghasilkan karya tulis. Jauhkan cara-cara yang tidak bermartabat sebagai pendidik melalui budaya plagiat atau men-subkontrakkan pembuatan karya tulis pada pihak-pihak penjual jasa pembuatan karya tulis yang marak iklannya di berbagai media online. Dengan memiliki keterampilan menulis, maka guru akan menghemat pengeluaran dalam pembuatan karya tulis dan lebih memiliki rasa percaya diri dan menjaga harkat dan martabat diri.
Dibutuhkan visi dan misi yang sama dari komponen masyarakat yang ada untuk membangun koalisi literasi. Koalisi ini dibutuhkan sebagai perekat untuk menyatukan kepingan potensi yang terserak sehingga gerakan membaca dan menulis dimulai dari sebuah gerakan skala mikro masyarakat di tingkat daerah hingga menjadi gerakan skala makro di tingkat nasional. Untuk percepatan terbentuknya koalisi budaya membaca dan menulis ini, nampaknya dibutuhkan kesungguhan dari para pengambil kebijakan (pemerintah) hingga masyarakat agar kebiasaan membaca dan menulis ini menjadi suatu kebutuhan baik di tingkat keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Kunci keberhasilan terletak pada kesungguhan dengan menghilangkan ego sektoral dengan merasa dirinya yang paling berhak, dan mulai saling bergandeng tangan untuk berbuat apa saja yang dapat kita lakukan, berkontribusi sekecil apa pun dari semua elemen masyarakat. Saya meyakini bahwa maju mundurnya program literasi bukan terletak di tangan pemerintah semata namun sinergi dengan masyarakat. Kesuksesan gerakan membaca dan menulis ini bukan tanggung jawab saya, atau Anda, tapi tanggung jawab kita. Melalui kerja bersama-sama, maka apa pun kesulitannya akan menjadi mudah untuk dilalui.
Cara-cara yang dapat ditempuh untuk menumbuhkan budaya membaca dan menulis di lingkungan keluarga adalah:
Kebiasaan memberi hadiah kepada anak berupa buku, sering mengajak anak jalan-jalan ke pameran atau toko buku, sisihkan sedikit pengeluaran untuk membeli buku minimal enam bulan sekali, orangtua sebagai role model dengan sering membaca dan menulis di rumah. Hal yang dapat dilakukan di lingkungan masyarakat, antara lain dengan: Mendirikan banyak komunitaskomunitas yang peduli literasi, Membangun sebanyak mungkin perpustakaan atau taman bacaan masyarakat dari mulai tingkat RT/RW.
Di lingkungan sekolah, gerakan membaca dapat dilakukan dengan mengoptimalkan kembali fungsi perpustakaan di tiap sekolah sejak tingkat Pra Sekolah (TK) hingga Sekolah Menengah. Letakkan posisi perpustakaan pada tempat strategis di lingkungan sekolah yang mudah dilihat, terjangkau, dan menyenangkan. Selama ini posisi perpustakaan di setiap sekolah nampaknya lebih banyak di tempat-tempat yang tersembunyi, sehingga jarang dikunjungi peserta didik.
Untuk mendorong menumbuhkan kebiasaan membaca dan menulis bagi guru, maka pemerintah harus mengeluarkan kebijakan untuk memberikan kemudahan bagi guru dalam memperoleh dan mengakses buku-buku. Berikan diskon harga khusus bagi guru-guru dalam membeli buku, dan berikan insentif untuk membantu mendorong penerbitan buku-buku yang ditulis oleh guru.
Para guru hendaknya menjadi role model bagi peserta didik dengan banyak menghasilkan karya berupa artikel ilmiah, populer, maupun buku-buku. Selain itu, para kepala sekolah dan pengawas memberikan contoh dan teladan bagi para guru dengan banyak berkarya dan menghasilkan berbagai artikel tulisan dan buku-buku. Hal ini menjadi motivasi dan inspirasi yang penting bagi para guru.
Memang kebiasaan membaca tidak mudah untuk ditumbuhkan di zaman ini, mengingat jaman kecanggihan teknologi saat ini, ketertarikan anak-anak lebih kepada medi daripada kepada buku, kemudian waktu anak lebih banyak dihabiskan di depan televisi dibandingkan untuk membaca. Namun saya meyakini, bahwa melalui gerakan bersama dari seluruh elemen masyarakat, maka suatu saat gerakan literasi ini akan menunjukkan keberhasilan dalam menumbuhkan budaya membaca yang pesat pada bangsa ini, sehingga kualitas sumber daya manusia Indonesia akan meningkat dan sejajar dengan negara maju di dunia. Literasi bukanlah urusan saya dan Anda, tetapi literasi adalah urusan kita. Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi? Dan mau menunggu sampai kapan?
Oleh: Catur Nurrochman Oktavian, M.Pd.
Penulis adalah Guru SMP Negeri 1 Kemang Kabupaten Bogor
Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat". Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang". Ini adalah definisi menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama selainnya.[1]
Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan lisan, dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.
“Agar bertambah keimanan mereka di atas keimanan mereka yang sudah ada.”
—QS. Al Fath [48] : 4
Imam Syafi’i berkata, “Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang dengan sebab kemaksiatan.” Imam Ahmad berkata, “Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Ia bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan amal.”[2] Imam Bukhari mengatakan, “Aku telah bertemu dengan lebih dari seribu orang ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat mereka berselisih bahwasanya iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang.”[3]
Iman kepada Allah: Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal:
Mengimani adanya Allah.
Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah.
Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala.
Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya.
Iman kepada para malaikat Allah:
Mengimani adanya malaikat sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, beserta amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada para malaikat.
Jumlah malaikat tidak ada seorangpun yang tahu dan hanya Allah SWT yang mengetahuinya
Malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya
Orang islam wajib mengimami 10 malaikat yaitu:
Malaikat Jibril
Malaikat Mikal
Malaikat Rakib
Malaikat Atid
Malaikat Mungkar
Malaikat Nakir
Malaikat Izrail
Malaikat Israfil
Malaikat Malik
Malaikat Ridwan
3. Iman kepada kitab-kitab Allah:
Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah Kalam (ucapan) yang merupakan sifat Allah.
Mengimami bahwa kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT ada 4 (empat) yaitu:
Muslim wajib mengimani bahwa Al-Qur'an merupakan penggenapan kitab-kitab suci terdahulu.[4]
4. Iman kepada para rasul Allah: Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata. Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala. Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak kita ketahui namanya.[5]
5. Iman kepada hari akhir: Mengimani tanda-tanda hari kiamat. Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau Neraka.
6. Iman kepada qada dan qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk: Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu atas izin dari Allah. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka demikian pula perbuatan mereka melalui kehendak Ilahi.[6]
Pianika merupakan salah satu alat musik yang biasa digunakan anak sekolah, kebanyakan pada jenjang sekolah dasar. Apakah anda pernahmemainkan alat musik pianika? Atau bahkan anda mempunyai alat musik pianika? Bagi anda yang mempunyai alat musik pianika, dan ingin alat musik anda tersebut awet serta tahan lama, maka ada beberapa cara yang bisa anda lakukan agar alat musik pianika anda berumur panjang. Berikut ini adalah tips cara merawat alat musik pianika.
Sebaiknya anda tidak mencuci alat musik pianika anda dengan air. Jika pianika anda kotor, maka sebaiknya di lap saja, dan tentunya dengan menggunakan kain yang berbahan halus.
Hindari membongkar bagian-bagian selang pada pianika, karena dapat membuat pianika anda menjadi bocor.
Untuk membersihkan pianika bagian dalam, sebaiknya anda menggunakan tombol di bagian ujung pianika, dengan menekan tombol tersebut maka air yang ada di bagian dalam pianika akan keluar.
Berdoa sebelum dan sesudah belajar, doa menguatkan jiwa dan memberikan keberkahan pada usaha, karena itu jangan pernah dilupakan, usaha dunia tapi berpahala akhirat
Tentukan tujuan belajar, belajar untuk apa, untuk mencapai apa, untuk menguasai apa atau untuk tujuan apa? menentukan tujuan belajar akan membuat belajarmu bisa lurus di jalurnya dan tidakmenggak-menggok
Tentukan target hidup yang ingin dicapai dari hasil belajar, misalnya nilai ulangan tinggi, nilai raport memuaskan atau lulus dengan prestasi. menentukan target hidup akan memberi motivasi agar belajar terus bersemangat. bila perlu tuliskan target hidup kalian sebagai cita-cita dan tempelkan di tempat yang bisa kalian lihat setiap hari.
Buatlah jadwal belajar dan taati jadwal itu. Buatlah jadwal jam berapa saja kalian harus belajar dan berapa lama kalian belajar. Belajar yang terjadwal akan menjadi pedoman harian bagi kalian untuk tetap belajar setiap hari tanpa absen, berikan sanksi diri jika kalian melanggarnya, misalnya dengan menggantinya di jam yang lain hari itu dengan durasi yang sama persis dan ditambah menghafal lima suku kata bahasa Inggris dan lain-lain. Ingat : singkat OK tapi rutin, jangan SKSan. Belajar singkat tapi rutin jauh lebih baik dari sistem kebut semalam,
Istirahatlah, berikan rehat bagi diri kalian sendiri dari aktifitas belajar, misalnya setelah belajar selama satu jam istirahatlah selama 5 sampai 10 menit dengan kegiatan santai yang kalian sukai, sekedar minum atau jalan-jalan sebentar
Tuliskan dan tandai, tuliskan hal-hal penting dari yang dipelajari dari buku sumber belajar dalam buku catatan, buatlah ringkasan atau kata-kata kunci, kalau perlu buat jembatan keledai agar mudah diingat. Tandai bagian yang penting dari buku sumber dengan tanda-tanda yang menarik dan mudah dilihat, kalau buku itu milik sendiri bisa menggunakan stabilo atau pensil warna, kalau ingin buku tetap bersih bisa menggunakan potongan kertas warna-warni yang diselipkan di halaman buku yang diinginkan
Kondisikan dan nikmati, kondisikan ruang belajar kamu agar nyaman untuk belajar, atur sedemikian rupa sehingga meja, kursi, rak buku, dan lampu pada posisi yang pas untuk mendukung kenyamanan belajar, berikan hiasan yang membuat kamu nyaman dan senang berada disana, bermainlah dengan warna-warna yang cerah dan lembut untuk cat tembok dan furniture, kalau memungkinkan berilah tanaman hijau dalam pot yang cocok untuk indoor agar suasana segar dapat kau rasakan, setelah itu nikmati
Jauhkan semua gangguan, kalau tidak bisa, maka kalian yang harus menjauhinya, misalnya televisi, yang terbaik terkait dengan televisi ini adalah adanya kesepakatan seluruh anggota keluarga yaitu dengan tidak menghidupkan televisi pada jam-jam belajar
Kenali tipe belajarmu, kalau kamu suka belajar dengan simbol, gambar dan visualisasi maka belajarlah yang melibatkan hal-hal visual yang akan membuatmu tertarik, misalnya dengan memperhatikan gambar-gambar pada buku sumber kemudian menelaah penjelasannya, gunakan ilustrasi dan warna yang bervariasi dalam buku catatanmu agar selalu berminat untuk mempelarinya. Kalau kamu suka belajar dengan mendengarkan suara kamu bisa membaca sambil bersuara, atau sambil mendengarkan suara lain yang kamu sukai
Baca, baca, dan baca, jangan bosan jangan malas untuk membaca dan terus giat membaca, karena membaca menjadi pintu masuk pengetahuan dan wawasan yang merupakan tahapan belajar dasar, semua sumber belajar sekarang ini kebanyakan berbasis teks, jadi jangan malas untuk membaca, kalau ada waktu luang diluar jadwal belajarmu gunakan untuk membaca agar wawasanmu makin luas dan pengetahuanmu terus bertambah.
Pastikan kompor dalam kondisi dingin sebelum Anda mulai membersihkannya. Berikut ini cara membersihkan ring pada kompor gas:
Umumnya, ring yang berupa kerangka tatakan panci pada kompor gas bisa dilepas dari unit kompor sehingga Anda tinggal membersihkannya secara terpisah. Jika ring menyatu dengan unit kompor gas, baca buku manual kompor tersebut untuk mengetahui cara melepas ring tanpa merusaknya.
Rendam ring di dalam larutan sabun cuci piring cair, seperti Sunlight, dan air hangat hingga kotoran yang menempel lepas. Gunakan spons atau sikat cuci piring untuk mengangkat kotoran dan lemak yang melekat.
Angkat ring dari air rendaman dan bilas dengan air biasa, lalu keringkan sambil menunggu bagian-bagian lain pada kompor dibersihkan.
Cara membersihkan bagian tungku api:
Hindari penggunaan larutan sabun dan air pada tungku api kompor gas. Jika bagian ini basah berlebihan dan terlalu lembap, api berisiko tidak menyala sempurna.
Gunakan produk pembersih khusus untuk dapur yang berupa krim, seperti Cif Cream, untuk membersihkan tungku api pada kompor gas. Ikuti aturan pakai pada kemasan produk krim. Oleskan krim pada tungku api, lalu gosok dengan spons cuci piring atau lap. Gunakan sikat gigi bekas untuk menjangkau bagian-bagian yang sulit. Biarkan krim selama beberapa saat pada kotoran yang melekat erat sebelum menggosoknya.
Anda tidak perlu membilas tungku api yang telah dibersihkan dengan krim pembersih.
Cara membersihkan permukaan kompor gas:
Singkirkan sebanyak mungkin kotoran padat yang tidak menempel pada permukaan kompor.
Untuk bagian ini Anda bisa memakai pembersih dapur berupa cairan, seperti Cif Serba Guna. Semprotkan cairan pembersih langsung pada permukaan kompor, lalu seka dengan lap atau spons cuci piring untuk mengangkat kotoran yang menempel.
Pastikan permukaan kompor diseka hingga bersih dan tidak ada bercak-bercak sisa cairan pembersih tertinggal.
Permukaan kompor yang telah dibersihkan tidak perlu dibilas dengan air.